Pemuda
Pemuda adalah
individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan
secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda
merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Secara hukum pemuda adalah manusia yang
berusia 15 – 30 tahun, secara biologis yaitu manusia yang sudah mulai
menunjukkan tanda-tanda kedewasaan seperti adanya perubahan fisik, dan secara
agama adalah manusia yang sudah memasuki fase aqil baligh yang ditandai dengan
mimpi basah bagi pria biasanya pada usia 11 – 15 tahun dan keluarnya darah haid
bagi wanita biasanya saat usia 9 – 13 tahun. Sebagai calon generasi penerus
yang akan menggantikan generasi sebelumnya.
Pemuda-pemuda
generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan
atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda
zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti,
mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya
secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan
muncul dari berbagai aspek.
Peran Pemuda dalam Pendidikan
Pendidikan adalah aspek terpenting dalam ilmu
pengetahuan,seroang pemuda dapat mengembangkan pengetahuannya di dunia
pendidikan,pemuda dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya dan
mengasah kempuan yang dia miliki,dan dengan pendidikan pula pemuda dapat
mempersiapkan dirinya untuk terjun ke masyarakat.
Setelah mengetahui siapa generasi muda dan
bagaimana pengaruhnya dalam perubahan suatu bangsa, serta mengetahui
permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan kita maka seharusnyalah pemuda
ikut andil dalam perubahan bangsa ini dalam hal pendidikan. Haruslah pemuda
menjadi garda terdepan yang memperjuangkan hak rakyat untuk memperoleh
pendidikan, seperti diamatkan oleh UUD 1945 pasal 31.
Dalam salah satu artikel yang ditulis oleh H. Abd. Hamid Wahid M.Ag moralitas pemuda menyongsong millennium ketiga, ia menuliskan kalau kata kunci dalam menghadapi millenium kedepan mau tidak mau adalah peningkatan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah global.
Dan peran dari pemuda untuk mempelopori persiapan dalam hal peningkatan kualitas SDM ini sangat dibuthkan dan peningkatan kualitas SDM tentu saja tidak bisa lepas dari peningkatan kualitas pendidikan.
Pemuda yang notabenenya sebagai pelopor harus memberikan kontribusi yang konkret terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Pemuda harus bisa menjadi pressure groups terhadap pemerintah. Advokasikan kepada pemerintah gagasan-gagasan yang sekiranya dapat menjadikan pendidikan di Negara ini lebih baik.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyampaikan gagasan-gagasan tersebut, antara lain melalui perwakilan kita yang ada di DPR, mengikuti seminar-seminar, diskusi-diskusi, dan masih banyak lagi.
Ada langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain, membangun sekolah alternatif. Sekolah alternatif sebagai lembaga alternatif untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi berbeda dengan sekolah formal yang ada. Dan berdasarkan pengakuan dari siswa-siswa yang masuk sekolah alternatif, mereka justru lebih senang dan merasa sekolah alternatif lebih memberikan banyak manfaat ketimbang sekolah formal. Dan biasanya sekolah-sekolah alternatif ini didirikan latar belakangnya dari mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.
Penulis ingat beberapa teman yang terlibat aktif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dengan membangun sekolah alternatif. Seperti teman-teman di daerah Garut yang membangun sekolah alternatif di daerah yang cukup terpencil yaitu kampung Danoo, kira-kira satu jam perjalanan dari pusat kota Garut. Di sana mereka membangun sekolah alternatif untuk membantu anak-anak yang tidak mampu atau putus sekolah.
Selain itu ada kawan-kawan mahasiswa yang juga menjadi pengajar di sekolah alternatif yang bernama Taboo yang ada di daerah Dago Pojok Kota Bandung. Yang bergerak untuk membantu anak-anak dalam belajar setelah mereka sekolah serta mengembangkan potensi-potensi anak yang tidak sempat dikembangkan ketika anak disekolah karena padatnya materi teoritis yang harus dijejali kepada anak.
Tidak hanya itu, pemuda juga dapat berjuang melalui tulisan. Sebagai contoh, mahasiswa yang aktif dalam media kampus sering kali menulis dan mengangkat tema mengenai bagaimana pendidikan di Indonesia. Hal ini tidak lain dimaksudkan agar mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah sadar bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan di Negeri ini. Dengan senjata media, pemuda juga dapat menyadarkan masyarakat bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan Indonesia saat ini, karena terkait dengan fungsi dari media.
Ada juga pemuda yang arah gerakannya lebih kepada turun langsung ke jalanan. Aksi menuntut pemuerintah lebih memperhatikan nasib pendidikan di Negeri ini. Bagaimanapun metode aksinya yang penting dapat aspirasi masyarakat
Dapat disampaikan kepada pemerintah dengan harapan keadaan pendidikan dapat berubah kearah lebih baik.
Selain itu pemuda juga bisa bergerak melalui jalan advokasi kepada masyarakat secara langsung. Artinya pemuda turun langsung masuk ke sektor masayarakat secara langsung dan memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Contoh-contoh di atas hanya beberapa dari arah atau sumbangsih pemuda terhadap upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Apa pun arah dan cara yang dilakukan generasi muda ini, sedikit atau banyak, cepat atau lambat pasti akan dapat berguna bagi negeri ini terutama dalam hal pendidikannya.
Di tengah krisis yang melanda negeri ini tentunya SDM-SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan. Dan peningkatan kualitas SDM ini hanya dapat ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas pula. Ketika negara tidak mampu memenuhi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, pemuda harus bergerak.
Dalam salah satu artikel yang ditulis oleh H. Abd. Hamid Wahid M.Ag moralitas pemuda menyongsong millennium ketiga, ia menuliskan kalau kata kunci dalam menghadapi millenium kedepan mau tidak mau adalah peningkatan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah global.
Dan peran dari pemuda untuk mempelopori persiapan dalam hal peningkatan kualitas SDM ini sangat dibuthkan dan peningkatan kualitas SDM tentu saja tidak bisa lepas dari peningkatan kualitas pendidikan.
Pemuda yang notabenenya sebagai pelopor harus memberikan kontribusi yang konkret terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Pemuda harus bisa menjadi pressure groups terhadap pemerintah. Advokasikan kepada pemerintah gagasan-gagasan yang sekiranya dapat menjadikan pendidikan di Negara ini lebih baik.
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyampaikan gagasan-gagasan tersebut, antara lain melalui perwakilan kita yang ada di DPR, mengikuti seminar-seminar, diskusi-diskusi, dan masih banyak lagi.
Ada langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain, membangun sekolah alternatif. Sekolah alternatif sebagai lembaga alternatif untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, tetapi berbeda dengan sekolah formal yang ada. Dan berdasarkan pengakuan dari siswa-siswa yang masuk sekolah alternatif, mereka justru lebih senang dan merasa sekolah alternatif lebih memberikan banyak manfaat ketimbang sekolah formal. Dan biasanya sekolah-sekolah alternatif ini didirikan latar belakangnya dari mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.
Penulis ingat beberapa teman yang terlibat aktif dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dengan membangun sekolah alternatif. Seperti teman-teman di daerah Garut yang membangun sekolah alternatif di daerah yang cukup terpencil yaitu kampung Danoo, kira-kira satu jam perjalanan dari pusat kota Garut. Di sana mereka membangun sekolah alternatif untuk membantu anak-anak yang tidak mampu atau putus sekolah.
Selain itu ada kawan-kawan mahasiswa yang juga menjadi pengajar di sekolah alternatif yang bernama Taboo yang ada di daerah Dago Pojok Kota Bandung. Yang bergerak untuk membantu anak-anak dalam belajar setelah mereka sekolah serta mengembangkan potensi-potensi anak yang tidak sempat dikembangkan ketika anak disekolah karena padatnya materi teoritis yang harus dijejali kepada anak.
Tidak hanya itu, pemuda juga dapat berjuang melalui tulisan. Sebagai contoh, mahasiswa yang aktif dalam media kampus sering kali menulis dan mengangkat tema mengenai bagaimana pendidikan di Indonesia. Hal ini tidak lain dimaksudkan agar mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah sadar bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan di Negeri ini. Dengan senjata media, pemuda juga dapat menyadarkan masyarakat bagaimana sebenarnya kondisi pendidikan Indonesia saat ini, karena terkait dengan fungsi dari media.
Ada juga pemuda yang arah gerakannya lebih kepada turun langsung ke jalanan. Aksi menuntut pemuerintah lebih memperhatikan nasib pendidikan di Negeri ini. Bagaimanapun metode aksinya yang penting dapat aspirasi masyarakat
Dapat disampaikan kepada pemerintah dengan harapan keadaan pendidikan dapat berubah kearah lebih baik.
Selain itu pemuda juga bisa bergerak melalui jalan advokasi kepada masyarakat secara langsung. Artinya pemuda turun langsung masuk ke sektor masayarakat secara langsung dan memberikan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Contoh-contoh di atas hanya beberapa dari arah atau sumbangsih pemuda terhadap upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Apa pun arah dan cara yang dilakukan generasi muda ini, sedikit atau banyak, cepat atau lambat pasti akan dapat berguna bagi negeri ini terutama dalam hal pendidikannya.
Di tengah krisis yang melanda negeri ini tentunya SDM-SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan. Dan peningkatan kualitas SDM ini hanya dapat ditempuh melalui pendidikan yang berkualitas pula. Ketika negara tidak mampu memenuhi hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak, pemuda harus bergerak.
Masalah Pemuda
Masalah pemuda
merupakan masalah yang abadi dan selalu dialami oleh setiap generasi dalam
hubungannya dengan generasi yang lebih tua. Masalah pemuda yang terbentang
di hadapan kita sekarang sangatlah kompleks, mulai dari masalah pengangguran,
krisis eksistensi, krisis mental hingga masalah dekadensi moral. Budaya
permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak
dalam kehidupan serba instant, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga
cenderung menjadi manusia yang anti sosial.
Masalah-masalah
pemuda ini disebakan karena sebagai akibat dari proses pendewasaan seseorang,
penyusuan diri dengan situasi yang baru dan timbulah harapan setiap pemuda
karena akan mempunyai masa depan yang baik daripada orang tuanya. Proses
perubahan itu terjadi secara lambat dan teratur (evolusi) Sebagian besar pemuda
mengalami pendidikan yang lebih daripada orang tuanya. Orang tua sebagai peer
group yang memberikan bimbingan, pengarahan, karena merupakan norma-norma
masyarakat, sehingga dapat dipergunakan dalam hidupnya.
Banyak sekali masalah
yang tidak terpecahkan karena kejadian yang menimpa mereka belum pernah dialami
dan diuangkapkannya. Dewasa ini umum dikemukakan bahwa secara biologis dan
politis serta fisik seorang pemuda sudah dewasa akan tetapi secara ekonomis,
psikologis masih kurang dewasa. Contohnya seperti pemuda-pemuda yang sudah
menikah, mempunyai keluarga, menikmati hak politiknya sebagai warga Negara tapi
dalam segi ekonominya masih tergantung kepada orang tuanya.
Masalah-masalah yang
menyangkut generasi muda adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme di
kalangan generasi muda
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi
muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan
fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat
pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di
bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan
mental
h. Pergaulan bebas
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan
narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan
yang mengangkut generasi muda.
Potensi Pemuda
Baik buruknya suatu
Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan
pewaris bangsa dan Negara. Oleh karena itu Potensi pemuda harus dikerahkan
untuk memaksimalkan pembangunan bangsa. Potensi tersebut berupa keterampilan
dan pengetahuan yang mereka pelajari di lembaga pendidikan. Generasi muda harus
mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki
kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami
pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu
memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral
force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi
masyarakat.
Negara-negara maju di dunia sangat khawatir dengan
kelanjutan masa depan negara mereka. Apalah artinya kemajuan ekonomi,
kecanggihan teknologi, kekuatan militer, dan kepemimpinan atas dunia sementara
generasi mudanya sedemikian rusak moralnya, bodoh, dan tidak bisa diharapkan di
masa depan. Bayang-bayang kemunduran atau bahkan kepunahan sebagai bangsa
tampak begitu mencekan dan menakutkan.
Bangsa kita pun juga dihadapkan pada masalah besar
saat ini. Generasi muda kita tengah terjebak dengan berbagai masalah seperti
narkoba, tawuran, seks bebas, budaya permissive yang kebablasan,
kualitas SDM yang rendah. Selain itu korupsi dan kolusi yang merajalela, main
mata penguasa dan pengusaha, kemaksiatan yang merata, dan intervensi asing yang
leluasa, telah menegasikan keadilan dan melumpuhkan sendi-sendi perekonomian
bangsa. Saat ini kita seakan menemui kebuntuan dalam menentukan solusi yang
terang.
Kebuntuan ini bukan berarti kita tidak melakukan
apa-apa. Ada kerja besar yang harus dilakukan untuk sebuah perubahan besar di
masa depan. Melahirkan generasi baru yang sama sekali berbeda. Menanamkan
keimanan dalam lubuk hati mereka yang paling dalam. Menumbuhkan ilmu
pengetahuan di sel-sel otak mereka yang cerdas dan gemilang. Mengarahkan
potensi generasi muda agar terarah dan berkembang.
Berbagai elemen bangsa harus bangkit dan saling
bahu-membahu untuk mengembangkan berbagai program pembinaan generasi muda yang
bermuara pencapaian kualitas iman dan takwa serta penguasaan ilmu pengetahun
dan teknologi yang mumpuni. Maka kerja besar membangun peradaban besar sedang
dimulai.
Sumber :
http://pemuda-teknologi.blogspot.com/2010/06/peran-pemuda-dalam-bidang-pendidikan.html
https://brianbie.wordpress.com/2013/11/20/pemuda-masa-kini-dan-permasalahannya/
Komentar
Posting Komentar