Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian
Pandangan Hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan
hidup itu bersifat kodrati. Karena itu ia menentukan
masa depan seseorang.Pandangan Hidup adalah pendapat atau
pertimbagan yanag dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.Pendapat
atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan demikian
pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika
atau dalam waktu yang singkat saja, melainkan
melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,
sebingga basil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya.Hasil pemikiran
itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini
manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan,
pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan
hidup.
Pandangan hidup banyak sekali
macamnya dan ragamnya, akan tetapi
pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup yang
berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan nonna yang terdapat pada
negara tersebut.
c. Pandangan hidup hasil renungan
yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
pandangan
hidup muslim
fungsi dan kedudukan manusia di
dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan manusia di atas
dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini
adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia
di atas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam
rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu adalah untuk mencapai
kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.
Apa yang harus dilakukan oleh khalifatullah itu
di bumi? Dan bagaimanakah manusia melaksanakan ibadah-ibadah tersebut? Serta
bagaimanakah manusia bisa mencapai kesenangan dunia dan ketenangan akhirat
tersebut? Banyak sekali ayat yang menjelaskan mengenai tiga pandangan ini
kepada manusia. Antara lain seperti disebutkan pada Surah Al-Baqarah ayat 30:
Keragaman budaya bangsa Indonesia diungkapkan dengan kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti, meskipun bangsa Indonesia itu terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya dan bahasa, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia itu satu sebagai bangsa. Secara konsepsional, keragaman budaya itu merupakan aset bangsa, oleh karena itu perbedaan tidak harus dipersoalkan, sepanjang perbedaan itu dalam kerangka persatuan. Pancasila sering disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Setiap warga negara dijamin oleh Undang-Undang untuk menjalankan agamanya sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya .
Pandangan Hidup umat manusia
sepanjang sejarah Indonesia mencatat banyak ragam pandangan hidup, baik yang
dikenal sebagai filsafat maupun yang dikenal sebagai ajaran leluhur, maupun
yang dikenal sebagai agama/ajaran Tuhan. Dalam Islam, pandangan hidup itu
disebut aqidah (suatu keyakinan yang mengikat batin manusia). Karena mengikat
batin maka aqidah menjadi pegangan hidup. Aqidah Islam memperkenalkan kepada
manusia tentang Tuhan, tentang alam raya dan tentang makhluk manusia, di mana
setiap individu termasuk di dalamnya.
Semua manusia secara naluriah
mengenal dirinya dan alam sekitarnya sampai kepada alam raya. Secara naluriah
manusia juga mengenal Tuhan (sekalipun dalam berbagai macam persepsi) dan
pengenalannya itu saat menjadi keyakinan, memberikan pandangan hidup tertentu
yang dijadikannya pegangan hidup bagi dirinya. Pandangan hidup yang diajarkan
Islam menjelaskan kepada manusia bahwa ke-HIDUP-an itu adalah sesuatu yang amat
mulia dan amat berharga. Hidup yang dianugerahkan Allah kepada manusia
merupakan modal dasar untuk memenuhi fungsinya dan menentukan harkat dan
martabatnya sendiri.
Pada dasarnya kehidupan ini
menyenangkan bagi manusia, karena bumi dan alam sekitarnya sudah dipersiapkan
sedemikian rupa oleh Allah untuk mendukung kehidupan manusia. Ciri kesenangan
inilah kemudian mendominasi pandangan hidup kebanyakan orang sehingga
menjadikan “kesenangan” itu sebagai identifikasi dari kehidupan itu sendiri.
Pandangan yang demikian itu direkam dalam surah al Hadid; di mana digambarkan
bahwa yang dianggap kehidupan yang sesungguhnya ialah; permainan, senda gurau,
kemegahan, perlombaan memperkaya diri, dan memperbanyak keturunan/pendukung.
Pada dasarnya hal itu semua tidak
pada tempatnya untuk dibenci atau diremehkan, karena kesemuanya itu adalah
sebahagiaan dari nikmat Allah yang dipersiapkan untuk mendukung kehidupan
manusia. Namun pemanfaatannya harus sesuai dengan petunjuk penggunaannya, dan
ini terkait dengan pola hidup.
Pengertian
Ideologi
Ideologi berasal dari kata
idea yaitu bahasa inggris yang berarti gagasan, dan oida berasal dari yunani
yang berarti mengetahui, melihat dengan budi. serta kata logi yg berasal dari
yunani Logos yang berarti pengetahuan. Jadi Ideologi merupakan Pengetahuan
tentang gagasan gagasan atau ide-ide ,sciense of ideas atau juga ajaran tentang
pengertian pengertian dasar.
Apabila pandangan hidup itu
diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu organisasi,
maka pandangan hidup itu disebut ideologi.
Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya
disebut ideologi politik. Jika organisasi itu
negara, ideologinya disebut ideologi negara.
Pandangan hidup pada dasarnya
mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan,
usaha, keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak
terpisahkan. Sementara hak ideologi dibagi menjadi 2,
yaitu :
1. Hak
memperoeh kebebasan
2. Hak
memperoleh perlindungan sebagai warga negara
Pengertian Cita-Cita
Orang yang memiliki pandangan hidup pasti memiliki tujuan, dan tujuan ini
biasa di sebut cita-cita. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang
disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau
diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga factor :
- Faktor manusia
- Faktor kondisi
- Faktor tingginya cita-cita
Terdapat formula sukses yang dapat kita
jadikan pedoman untuk menggapai cita-cita kita. Pertama kita harus mengubah
Belief System (Keyakinan dan Goal) kita. Kedua kita harus mengubah cara
berpikir kita dan emosi kita. Ketiga, mengubah segala keputusan kita yang dapat
menghambat cita-cita kita. Keempat, kita harus mengubah segala
tindakan-tindakan buruk kita. Dari semua itu kita akan mendapatkan hasil yang
menjadi keyakinan dan goal kita dari awal. Cita-cita yang baik adalah cita-cita
yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang
lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat
mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.
Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena
kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah Amir dan
Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi
sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai
cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi
ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau
memudahkan mencapai cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan Budi yang orang
tuanya ekonominya lemah, menyebabkan ia tidak mampu
mencapai cita-citanya. Ekonomi orang tua Budi yang lemah merupakan
hambatan bagi Budi dalam mencapai cita-citanya.
Kebajikan
Pengertian Kebajikan adalah merupakan suatu tindakan, perilaku, kebiasaan
untuk berbuat bajik / baik atau dalam kondisi ideal merupakan perilaku yg telah
dapat mengikuti tuntunan watak sejati secara alami. Dari ayat2 suci diatas
dapat diambil kesimpulan, pengertian Kebajikan yg bercahaya itu karena hanya
pada yg ber Kebajikan, Tian akan berkenan melindungi, melimpahkan berkah
rahmatNya (maka digambarkan sbg Kebajikan yg Bercahaya).
Ada pula pendapat yg lain, dikatakan bercahaya karena ketika seseorg
melakukan kebajikan tanpa pamrih berdasarkan panggilan watak sejatinya, aura
org tsb akan berubah menjadi terang / berkilau. Kebajikan atau kebaikan
pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan
norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya
manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh,
terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi,
memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang pribadinya,
perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya. Dari yang dirasakan manusia
tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya sendiri.
Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois, yang
seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
a. Manusia
sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.
b. Manusia
sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat,
saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota masyarakat
Perjuangan
Perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia hams kerja keras
untuk kelanjutan hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan. Perjuangan untuk hidup, dan ini sudah
kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia
tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia
harus kerja keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia
harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi semua ketentuan
akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan
kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya
dari padadengan jasmaninya. Sebaliknya
pam buruh, petani lebih banyak menggunakan
jasamani daripada otaknya. Para tukang dan pam ahli lebih banyak
menggunakan kedua-duanya otak dan jasmani
daripada salah satunya. Para politisi lebih banyak
kerja otak daripada jasmani. Sebaliknya para prajurit
lebih ban yak kerja jasmani daripada otak.
Kerja keras pada dasamya
menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya
pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan
berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.
Karma itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam
hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agama pun
diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan
Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang ditujukan kepada para
pengikutnya:”Bekerjalah kamu seakan-akan kamu
hidup selama-lamanya. dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu
akan mati besok. Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat
Ar-Ra’du ayat II : “sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”. Dari haidst dan firman ini dapat
dinyatakan bahwa manusia perlu kerja keras untuk
mempenbaiki nasibnya sendiri.
Karena manusia
itu mempunyai rasa kebersamaan dan
belas kasihan (cinta kasih) antara sesama manusia. maka
ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang menimbulkan
perbedaan tingkat kemakmuran itu
dapat diatasi bersama-sama secara tolong-menolong dan bergotong
royong. Apabila sistem ini diangkat ke tingkat organisasi
negara,maka negara akan mengatur usaha/peljuangan
warga negaranya sedemikian rupa,
sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga
negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok.keadaan ini dapat dikaji
melalui pandangan hidung/ideologi yang diant oleh suatu negara.
Keyakinan atau Kepercayaan
Keyakinan adalah suatu sikap
yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa
dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka
keyakinan seseorang tidak selalu benar , keyakinan semata bukanlah jaminan
kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi
merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.
Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap
suatu premis benar.
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi
dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr.
Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
1.
Aliran naturalisme
hidup
manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari nature, dan itu dari Tuhan. Tetapi yang tidak percaya
pada Tuhan, nature itulah yang tertinggi. Aliran naturalisme berisikan
spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada.
2.
Aliran
intelektualisme
dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia
mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal
itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia
yakin bahwa dengan kekuatan piker (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan
sukses. Dengan akal diciptakan teknologi, teknologi adalah alat Bantu mencapai
kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin teknologi memberi akibat yang
bertentangan dengan akal. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan
hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini
dilandasi oleh keyakinan kebenaran yang diterima akal.Benar menurut
akal itulah yang baik. Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh
dengan akal dengan kata lain ilmu dan teknologi. Pandangan hidup ini disebut
liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku dan berbuat,
walaupun tingkah lakudan perbuatannya itu bertentangan dengan hati nurani.
Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu individu yang berakal
atau berilmu dapat menguasai individu yang berpikir rendah.
3.
Aliran
gabungan
dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga
akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya
Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang
menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar
menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani. Apabial aliran
ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbil dua kemungkinan
pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir,
sedangkan hati nurani dinomorduakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan, dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan
hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib dari
Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akan dalam
arti baik sebagia logika berpikir maupun sebagai daya rasa (hati nurani),
logika berpikir baik secara individual maupun secara kolektif panangan hidup
ini disebut sosialisme-religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan
menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu
berkat karunia Tuhan.
Langkah-Langkah
Berpandangan Hidup yang Baik
Setiap manusia pasti mempunyai
pandangan hidup apapun dan bagaimanapun itu untuk dapat mencapai dan berhasil
dalam kehidupan yang diinginkannya. Tetapi apapun itu, yang terpenting adalah
memiliki pandangan hidup yang baik agar dapat mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik pula.
Adapun langkah-langkah berpandangan
hidup yang baik yakni :
1. Mengenal, mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu
merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini
mengenal apa itu pandangan hidup.
2. Mengerti, mengerti disini dimaksudkan mengerti
terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan
pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya
mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga
bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu
Al-Qur’an, hadist dan bagaimana kedua hal tersebut mengatur kehidupan baik di
dunia maupun di akhirat.
3. Mengkhayati, dengan menghayati pandangan hidup
kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan
hdiup itu sendiri. Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai
yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat
ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan
dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan
lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan
hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh
mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
4. Meyakini, meyakini merupakan suatu hal untuk
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan
hidupnya.
5. Mengabdi, mengabdi merupakan sesuatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka
kita akan merasakan manfaatnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat
dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di
masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akhirat.
Daftar Pustaka :
Komentar
Posting Komentar